BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management)
dalam kontek pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan
secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada
setiap institutsi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
pelanggan, saat ini maupun masa yang akan datang.
Manajemen mutu terpadu pendidikan merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen mutu terpadu pendidikan merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.
Manajemen mutu terpadu pendidikan merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen mutu terpadu pendidikan merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.
- RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan membahas
tentang:
1.
Apa pengertian dan ruang lingkup manajemen mutu terpadu (total quality
management) dalam pendidikan?
2.
Bagaimana aplikasi manajemen mutu terpadu terpadu (total quality
management) dalam pendidikan?
3.
Apa saja probematika dalam manajemen mutu terpadu terpadu (total quality
management) dalam pendidikan?
4.
Bagaimana solusi yang ditawarkan untuk mengatasi probematika dalam
manajemen mutu terpadu terpadu (total quality management) dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (Total Quality Management
Education)
- Pengertian Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan
Menurut Crosby, mutu yaitu
sesuai dengan apa yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki
kualitas apabila memiliki kualitas dan standart yang telah dientukan, yaitu
meliputi bahan baku, proses produksi dan hasil jadi.[1]
Sedangkan menurut Deming, kualitas atau mutu adalah kesesuaian antar kebutuhan
pasar. Kualitas sebagai kesesuaian dengan kebutuhan pasar dan konsumen.
Perusahaan harus dapat benar-benar memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas
suatu produk yang akan dihasilkan.
Garvin dan Davis mendefinisikan
mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,manusia/tenaga
kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan atau konsumen.[2]
Manajemen mutu terpadu atau total quality management (TQM) adalah sebuah konsep yang awalnya
dikembangkan untuk meningkatkan mutu
produksi berupa barang dan jasa pada sejumlah perusahaan[3].
Menurut Salis TQM adalah sebuah pendekatan praktis dan strategis dalam
menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan
kliennya. Tujuannya adalah untuk mencari hasil yang lebih baik. [4]
Gunasakaran mendefinisikan TQM sebagai
filosofi manajemen system, metode dan prosedur
yang sistematis merumuskan pendekata yang komprehensif terhadap
kualitas; bahwa setiap orang bertanggungjawab untuk itu.
Nasution menyimpulkan bahwa
mutu mencakup tiga elemen yang diterima dengan universal yaitu:[5]
a.
Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
b.
Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan
c.
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini yang mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang).
Keunggulan mutu tidak terbatas
pada area/wilayah bisnis dan industri, namun jika diterapkan dalam dunia
pendidikan, maka akan berdampak positif baik bagi siswa, guru maupun orangtua
dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mutu adalah suatu konsep dan
aplikasi terhadap standarisasi kebutuhan-kebutuhan formal manusia yang
berkaitan dengan aspek kemanusiaan dari sumber daya yang dimilikinya.
Bonstingl menekankan bahwa TQM merupakan konsep paling baik dipahami dalam
dunia pendidikan sebagai seperangkat prinsip dasar yang integral yang disebut 4
pilar dalam manajemen mutu terpadu (total quality management) yaitu sebagai
berkut:[6]
a.
Prinsip dasarnya adalah bahwa
organisasi harus fokus, pertama dan terutama, pada lembaga pendidikan dan
peserta didik. Di kelas, tim guru-siswa adalah guru
Setara dengan pekerja garis depan di industri. Produk hasil karya (output) yang sukses bersama adalah pengembangan kemampuan, minat, dan karakter siswa. Proses pembelajaran sepanjang hayat dan seumur hidup dengan memaksimalkan peluang untuk pertumbuhan di setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Setara dengan pekerja garis depan di industri. Produk hasil karya (output) yang sukses bersama adalah pengembangan kemampuan, minat, dan karakter siswa. Proses pembelajaran sepanjang hayat dan seumur hidup dengan memaksimalkan peluang untuk pertumbuhan di setiap aspek kehidupan sehari-hari.
b.
Prinsip dasar kedua yang berkaitan
dengan total quality manajemen adalah setiap orang dalam organisasi harus
mendedikaikan diri untuk perbaikan terus-menerus, pribadi dan kolektif. Senge
telah menyarankan, organisasi-organisasi yang paling mampu bertahan dan makmur
adalah "organisasi pembelajaran" di mana orang, proses dan sistem
berdedikasi perbaikan terus menerus secara pribadi dan kolektif. Agar bisa
menjadi benar, sekolah harus difasilitasi waktu dan uang untuk pelatihan,
peningkatan kualitas, penelitian, dan komunikasi dengan pemangku kepentingan
sekolah yaitu orangtua murid, komite, masyarakat, pemerintah dan lembaga
penjamin mutu pendidikan.
c.
Prinsip dasar ketiga adalah bahwa
organisasi harus dipandang sebagai sistem dan pekerjaan. Orang-orang di dalam
sistem harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan. Deming dalam
Walton menunjukkan bahwa lebih dari 85
persen dari semua hal yang salah dalam organisasi manapun secara langsung
disebabkan bagaimana sistem dan proses perencanaan awal. Kualitas proses
belajar mengajar tercermin dalam hasil belajar.
Prinsip dasar keempat adalah bahwa keberhasilan manajemen mutu terpadu
dalam dunia pendidikan adalah tanggung jawab pemimpin organisasi. Dedikasi yang
kepala sekolah yang terlihat dan konstan membuat prinsip dan praktik TQM
merupakan keberhasilan nyata dari budaya dalam organisasi. Pemimpin sekolah
harus fokus pada pembentukan konteks dimana siswa dapat mencapai potensi mereka
melalui perbaikan terus menerus produk dan layanan sehingga dapat terwujud
kemajuan sebuah lembaga pendidikan..
Sebagaimana dijelaskan Tjiptono
dan Diana bahwa TQM adalah pendekatan dalam menjalankan usaha yang memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus produk, jasa,manusia,
proses dan lingkungannya. Juran mempunyai teori yang disebut trilogy
Juran,yaitu sebagai berikut:
1.
Perencanaan kualitas
Perencanaan kualitas meliputi pengembangan produk, system
dan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi atau melampui harapan pelanggan.
Langkah-langkah yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:[7]
a.
Menentukan siapa yang menjadi pelanggan.
b.
Megidentifikasi pelanggan.
c.
Mengembangkan produk dengan keistimewaan yang dapat memenuhi kebutuha
pelanggan.
d.
Mengembangkan system dan proses yang memungkinkan organisasi untuk
menghasilkan keistimewaan tersebut.
e.
Menyebut rencana kepada level operasional.
- Pengendalian kualitas
Pengendalian kuaitas meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menilai kinerja kualitas actual.
b.
Membandingkan kinerja dan tujuan.
c.
Bertindak berdasarkan perbedaan antara kinerja dan tujuan.
- Perbaikan Kualitas
Perbaikan kualitas harus dilakukan secara on-going dan
terus menerus. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
a.
Mengembangkan infrastuktur yang diperlakukan untuk melakukan perbaikan
kualitas setiap bulan.
b.
Mengidentifikasi bagian-bagian yang embutuhkan perbaikan dan melakukan
proyek perbaikan.
c.
Membentuk suatu tim proyek yang bertangungjawab dala menyelesaikan setiap
proyek.
d.
Memberikan tim-tim tersebut apa yang mereka butuhkan agar dapat
mendiagnoosis masalah guna menentukan sumber penyebab utama, memberikan solusi,
dan melakukan pengendalian yang akan epertahankan keuntungan yang diperoleh.
- Model Pengembangan Mutu TQM
TQM diterapkan sebagai
alternative meningkatkan mutu produk yang berupa barang dan jasa dalam dunia
bisnis dan industry, kemudian berkembang dan diterapkan dalam dunia pendidikan.
Menurut Goetsch dan Davis ada sepuluh unsur pokok dalam pengembangan manajemen
mutu terpadu:
1.
Fokus pada pelanggan
2.
Obsesi terhadap kualitas
3.
Pendekatan ilmiah
4.
Komitmen jangka panjang
5.
Kerja sama tim (teamwork)
6.
Perbaikan system secara berkesinambungan
7.
Pendidikan dan pelatihan
8.
Kebebasan yang terkendali
9.
Kesatuan tujuan
10. Adanya keterlibatan dalam pemberdayaan karyawan
Jaminan mutu adalah sebuah sistm yang sangat relevan
ddengan manajemen standar yang berhubungan dengan kebutuhan-keutuhan pelanggan.
West dan Burnhan menyatakan bahwa relevansi TQM sebagai sebuah proses manajemen
dan mutu harua tampak dalam terma hubungan daripada tujua yang tiak tercapai.
Hal terpenting dari hubungan tersebut bisa dilihat pada sifat dari proses
inspeksi, control mutu, jaminan dan manajemen mutu. Hal tersebut dijelaskan
dalam bentuk hierarki pendekatan yang dengannya inspeksi bisa dilihat sebagai
suatu akhir dari sebuah spectrum dan TQM sebagai berikut:[8]
Total quality managemen
1.
Melibatkan supplier dan pelanggan
2.
Bertujuan untuk perbaikan terus menerus
3.
Concern terhadap produk dan proses
4.
Bertanggungjawab terhadap semua pekerja
5.
Disampaikan melalu teamwork
Quality assurance (jaminan mutu)
1.
Penggunaan control proses statistic
2.
Penekanan terhadap prevensi
3.
Akreditasi eksternal
4.
Pengikutsertaan yang didelegasikan
5.
Audit ter-sistem mutu
6.
Analisis sebab dan pengaruh
Quality control (control mutu)
1.
Concern terhadap test produk
2.
Bertanggungjawab pada supervisor
3.
Kriteria mutu tertentu
4.
Self inspection (inspeksi diri)
5.
System berbasis kertas (paper based system)
Inspeksi
1.
Review terhadap post produk
2.
Reworking (pengerjaan ulang)
3.
Penolakan
4.
Control terhadap tenaga kerja
5.
Terbatas pada produk fisik
- Penerapan TQM dalam dunia Pendidikan
Aplikasi praktis TQM dalam
dunia pendidikan berpijak pada poin-poin sebagai berikut:[9]
1.
Menciptakan konstansi tujuan untuk perbaikan terus menerus pada produk dan
layanan. Contohnya adalah memaksimalkan program-program dari pengembangan
kurikulum yang menjadi identitas atau ciri khas suatu sekolah.
2.
Mengadopsi filosofi baru dan meninggalkan cara tradisional dalam bekerja.
3.
Berubah dan inspeksi menuju pembangunan mutu dalam setiap produk dan
proses.
4.
Berhenti menyerahkan kontrak atas dasar tawaran terendah dan menetapkan atau membeli mutu.
5.
Mengikutsertakan dalam sebuah perbaikan pada setiap aspek dalam aktifitas
perusahaan secara terus menerus.
6.
Menggunakan teknik-teknik pelatihan berbasis kerja.
7.
Penekanan bagi para pemimpin dan manajer pada kualitas bukan kuantitas.
8.
Menyingkirkan ketakutan dengan meningkatkan komunikasi.
9.
Menguraikan kendala-kendala organisasi.
10. Menyingkirkan semboyan dan peringatan.
11. Meninggalkan target-target numerical yang tidak pasti.
12. Memberikan penghargaan pada kecakapan kerja dengan
menempatkan tanggungjawab kepada pekerja.
13. Menganjurkan pendidikan dan pengembangan diri.
14. Menciptakan sebuah struktur menajemen dan budaya yang
akan menggerakkannya
Mutu dapat diukur dari
kepuasaan pelanggan atau pengguna jasa pendidikan. Implementasi TQM di dunia
pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:[10]
1. Adanya perbaikan secara terus menerus (continuous
improvement) oleh pihak lembaga pendidikan atau sekolah kea rah yang lebih
baik.
2. Adanya standar mutu dalam lembaga pendidikan sebagai
dasar untuk pengembangan mutu sehingga ada usaha keras memajukan lembaga
pendidikan.
3. Adanya perubahan budaya atau kultur sehingga lembaga
pendidikan harus mampu menyeleksi budaya yang efektif dipertahankan dan
berdampak positif bagi lembaga pendidikan.
4. Adanya perubahan organisasi secara menyeluruh bertujuan
memajukan lembaga pendidikan.
5. Adanya usaha mempertahankan hubungan baik dengan
pelanggan yaitu dengan menjaga komunikasi antara pihak sekolah dengan wali
murid, komite dan masyarakat.
- Prosedur dalam mengimplementasikan TQM dalam pendidikan meliputi tiga tahapan yaitu:[11]
1.
Persiapan
Tahapan
persiapan merupakan langkah pertama dalam penerapan tqm yaitu dengan
pembentukan tim dan melaksanakan pelatihan tqm bagi tim tersebut. Merumuskan
model atau sistem yang akan dikembangkan sebagai sebagai nama implementasi tqm,
membuat kebijakan berkaitan dengan komitmen anggota organisasi untuk mendukug
dan mengkomunikasikan kepada anggota organisasi berkaitan dengan adanya
penghambat organisasi dan melakukan pengukuran terhadap kepuasaan pelanggan.
2.
Pengembangan sistem
Tahapan
pengembangan merupakan langkah peninjauan, dan pengembangan model yang ada
melalui penyusunan dokumen sistem kualitas, melakukan pelatihan dan sosialisasi
prosedurdan petunjuk kerja pada tim –tim yang ditentukan secara tuntas serta
melakukan penyapan akhir akhir, baik sumber daya manusia maupun nonmanusia
secara cermat dan akurat dalam memasuki tahapan implementasi sistem kualitas.
3.
Implementasi sistem
Tahapan
implementasi merupakan sistem menunjuk pada pelaksanaan uji coba sistem jaminan
kualitas dalam lingkup tertentu berdasarkan siklus pdca (plan,do,check,act),
anggota tim menginformasikan kepada pimpinan maupun steering committee
berkaitan dengan uji coba sistem jaminan kualitas yang telah dilaksanakan
secara rinci, tim mengumpulkan data dan informasi dari pelanggan, melakukan
tindakan koreksi dan pencegahan sesuai dengan harapan pelanggan, dan
mendiskusikan/melaksanakan rapat pemimpin dan pelaksana sistem jaminan kualitas
berkaitan dengan seluruh balikan yang ada untuk menghasilkan atau membuat
modifikasi proses yang diharapkan secara terus menerus dan berkesinambungan.
- Hambatan impelementasi tqm di lembaga pendidikan antara lain:[12]
1.
Strategi pembangunan yang bersifat input oriented yaitu bersandar pada
semua input pendidikan yang telah dipenuhi
seperti penyediaan buku-buku materi ajar dan alat pembelajaran lainnya,
penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru, dan tenaga kependidikan lainnya,
maka secara otomatis lembaga pendidikan akan menghasilkan output yang bermutu
sebagaimana yang diharapkan.
2.
Pengelolaan pendidikan bersifat macro-oriented yaitu diatur oleh jajaran
birokrasi d tingkat pusat. Akibatnya banyak factor yang diproyeksikan di
tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana di tingkat
mikro (lembaga pendidikan).
3.
Peran serta masyarakat khususnya orangtua siswa dalam penyelenggaraan
pendidikan selama ini pada umumnya lebih bersifat dukungan input (dana) bukan
pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring,evaluasi) dan
akuntabilitas).
Sudarwan denim
menyatakan bahwa sekolah-sekolah yang membuka tawaran dan mampu menggaransi
mutu, baik sekolah negeri maupun swasta, pilihan masyarakat akan semakin
banyak. Kesadaran mereka membayar biaya pendidikan tidak lagi ditentukan oleh
seberapa besar yang harus disetor ke kas lembaga pendidikan tetapi seberapa
baik mutu produk dan jasa yang dibeli untuk dibandingkan dengan lembaga
pendidikan lain.
- Tawaran solusi dalam mengatasi problematika manajemen mutu terpadu (total quality managemen education)
Adapun strategi pengelolaan program dapat dtempuh antara lain dengan
langkah-langkah sebagai berikut:[13]
1.
Memberdayakan komite lembaga penidika dalam peningkatan mutu pembelajaran.
2.
Unsur Pemerintah Kabupaten/Kota, BAPPEDA,Diknas, Kemenag dan Kemendikbud
harus membantu mengoraganisir dan membuat jaringan kerja (akses) ke dalam
siklus kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada umumnya di bidang pendidikan.
3.
Memberdayakan tenaga kependidikan, baik guru, kepala sekolah, petugas BP,
staff kantor, pejabat di tingkat kecamatan ke atas, unsur komite sekolah untuk
bersama-sama mengembangkan mutu pendidikan lembaga sekolah bekelanjutan.
4.
Mengadakan pelatihan dan pendampingan sistematis bagi para kepala sekolah,
guru dan komite sekolah pada pelaksanaan manajemen mutu terpadu.
5.
Melakukan supervise dan monitoring yang sistematis dan konsisten terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah agar diketahui berbagai kendala
dan masalah yang dihadapi serta dapat segera diberikn solusi/pemecahan masalah
yang diperlukan.
6.
Mengelola kegiatan bersifat bantuan langsung bagi lembaga pendidikan untuk
peningkatan mutu pembelajaran, rehabilitasi atau pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan dengan membentuk tim yang sifatnya khusus untuk menangani
dan sekaligus melakukan dukungan dan pengawasan terhdap tim bentukan sebagai
pelaksana kegiatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen
mutu terpadu atau total quality management
(TQM) adalah sebuah konsep yang awalnya dikembangkan untuk meningkatkan mutu produksi berupa barang dan
jasa pada sejumlah perusahaan . Menurut Salis TQM adalah sebuah pendekatan
praktis dan strategis dalam menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri
pada kebutuhan pelanggan dan kliennya. Tujuannya adalah untuk mencari hasil
yang lebih baik.
Manajemen
Mutu Terpadu ( Total Quality Management) dalam kontek pendidikan merupakan
sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat
memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institutsi pendidikan dalam
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan, saat ini maupun masa yang akan datang. Manajemen mutu
terpadu pendidikan merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai
strategi usaha yang berorientasi
DAFTAR
PUSTAKA
Amtu, Onisimus. Manajemen
Pendidikan di Era Otonomi Daerah:Konsep,Strategi dan Implementasi. Bandung:
CV Alfabeta, 2011.
Coolman, Toni Bush dan Mariane. Manajememn Mutu Kepemimpinan Pendidikan.
Jogjakarta: Diva Press, 2012.
Nawawi, Hadari. manajaemen
strategic. Jogjakarta: gadjah mada pers, 2005.
Pineda, Aaron Paul M. Total
Quality Management In Educational Institutions: Influences On Customer
Satisfaction. AMA International University, Bahrain,Vol. 3, 2013.
zahroh, Aminatul. total quality
management : teori, praktik manajemen untuk mendongkrak mutu pendidikan. Jogjakarta:
ar-ruzz media, 2014.
[1] Onisimus Amtu,
Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah:Konsep,Strategi dan Implementasi
(Bandung:CV Alfabeta,2011), 119.
[2] Ibid.
[3] Ibid., 123.
[4] Ibid,132.
[5] Ibid.
[6] Aaron Paul M. Pineda, Total Quality Management In Educational Institutions: Influences On
Customer Satisfaction (AMA International University, Bahrain,Vol. 3,
2013), 136-137.
[7] Ibid.,126.
[8] Toni Bush dan Mariane
Coolman, Manajememn Mutu Kepemimpinan Pendidikan ( Jogjakarta: Diva Press,
2012), 189.
[9] Ibid., 198.
[10] Hadari nawawi,
manajaemen strategic (Jogjakarta: gadjah mada pers, 2005), 47.
[11] Aminatul zahroh,
total quality management : teori, praktik manajemen untuk mendongkrak mutu
pendidikan ( Jogjakarta: ar-ruzz media, 2014), 96-97.
[12] Ibid., 100.
[13] Ibid. 103.
Posting Komentar