Oleh: Choirul Huda, S.Pd.I., M.Pd. | Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah merupakan organisasi
yang di dalamnya terdiri dari sekumpulan unit-unit kerja, (kepala sekolah,
komite sekolah, guru, tenaga administrasi, siswa dan lain sebagainya), yang
kesemuanya itu dituntut untuk melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan
tanggung jawabnya untuk mengembangkan serta memajukan kualitas sekolah.
Keberhasilan penyelenggaraan
dan pengelolaan sebuah organisasi pendidikan di suatu sekolah merupakan cermin
kinerja orang-orang yang terlibat untuk menjalankan tugas, fungsi dan
kewajibannya di sekolah yang dilakukannya dengan baik, efektif dan konsisten.
Dalam organisasi sekolah, guru adalah orang yang dikatakan paling bertanggung
jawab terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang dihasilkan. Guru adalah
bagian dari unit kerja di sekolah. Dengan profesi yang disandangnya, diharapkan
guru mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan dan perkembangan
sekolah. Bisa dikatakan, bahwa yang bertanggung jawab atas baik buruknya
kualitas siswa adalah guru. Untuk itu di dalam profesinya guru dituntut untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan baik sehingga terlihat prestasi dalam proses
belajar-mengajar untuk mecapai tujuan pendidikan.
Di lain sisi dari preofesi
yang disandanganya, ukuran kesejahteraan guru juga harus di perhitungan oleh
sebuah institusi pendidikan. Kesejahteraan berbentuk kompensasi itu wajib
diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya guna sebagai asas wujud
penghargaan terhadap guru-guru tersebut. Dari hal tersebut, perlu adanya
manajemen kebijakan yang mengatur terkait dengan kompensasi yang harusnya
diberikan sebagai wujud pnghargaan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di
sebuah institusi pwndidikan. Disinilah pentingnya pimpinan sebagai menejer
pendidikan perlu menggali, menyalurkan, membina agar semuanya secara
komprehensif dapat menuju pada tujuan
oraganisasi yang telah direncanakan.
Di apangan, tepatnya di
pondok pesantren sulamul huda yang berada di kecamatan mlarak kabupaten
ponorogo desa siwalan, terdapat Kebijakan Pimpinan pondok pesantren Dalam Meningkatkan kesejahteraan organisasi yagn
berada di institusi pendidikan tersebut. Motif kebijakan tersebut merupakakn
kebiajakan yang mengatur masalah penginfaqkan sebagian dana yang diambil dari
guru yang telah mendapatkan dana sertifikasi. besaran dana sebagai infaq
tersebut sebesar 10% dari jumlah dana sertivikasi yang diterima. Dana infaq
yang terkumpul itu akan dibagi lagi untuk kesejahteraan guru yang notabene
belum mendapatkan seertifikasi. Selain iitu, infaq yang terterkumpul tersebut
ketika masih tersisa pasca pemberian kompensasi terhadap guru, dana tersebut
akan dimasukkan pada anggaran pembangunan pondok pesantren.
Dari terminologi tersebut,
peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana Motif Kebijakan Pimpinan
Dalam Meningkatkan kesejahteraan Organisasi Pondok Pesantren Di Pondok
Pesantren Sulamul Huda Mlarak Ponorogo Di Siwalan.
B.
PEMBAHASAN
1.
Kebijakan
Pimpinan Dalam Meningkatkan kesejahteraan Organisasi Pondok Pesantren Di Pondok
Pesantren Sulamul Huda Mlarak Ponorogo Di Siwalan
Pondok pesantren
sulamul huda merupakan lemabag pendidikan berbasis
pondok terswebut terletak di desa Siwalan, Kecamatan Mlarak, kabupaten Ponorogo.
Yayasan tersebut mempunyai beberapa tingkat lembaga pendidikan. mulai dari
taman kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs),
dan Madrasah ‘Aliyah (MA). Dari para
waka di setiap tibgkatan pendidikan tersebut, mempunyai pimpinan yang
memanajemen segala bentuk birokrasi di lembaga pendidikan tersebut. Pemimpin
dalam Kepemimpinannya
merupakan suatu kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi pegawainya untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain itu kepemimpinan diartikan juga sebagai
proses
mempengaruhi orang lain agar dapat memahami pelaksanaan tugas yang baik dan proses untuk memfasilitasi pegawainya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.[1] Penjelasan di atas lebih menunjukkan bahwa kepemimpinan
merupakan proses yang lebih ditekankan pada hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin atau organisasi.
mempengaruhi orang lain agar dapat memahami pelaksanaan tugas yang baik dan proses untuk memfasilitasi pegawainya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.[1] Penjelasan di atas lebih menunjukkan bahwa kepemimpinan
merupakan proses yang lebih ditekankan pada hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin atau organisasi.
Dalam
implementasinya, pimpinan pondok pesantren sulamul huda menjalankan program
kesejahteraan untuk organisasi di lembaga tersebut dan juga program
perkembangan pondok pesantren itu sendiri. Motif pimpinan tersebut merupakan Kebijakan Pimpinan pondok
pesantren Dalam Meningkatkan kesejahteraan
organisasi dan perkembangan pondok. Motif kebijakan tersebut merupakakn
kebiajakan yang mengatur masalah penginfaqkan sebagian dana yang diambil dari
guru yang telah mendapatkan dana sertifikasi. besaran dana sebagai infaq
tersebut sebesar 10% dari jumlah dana sertivikasi yang diterima. Dana infaq
yang terkumpul itu akan dibagi lagi untuk kesejahteraan guru yang notabene
belum mendapatkan seertifikasi. Selain iitu, infaq yang terterkumpul tersebut
ketika masih tersisa pasca pemberian kompensasi terhadap guru, dana tersebut
akan dimasukkan pada anggaran pembangunan pondok pesantren.
2.
Analisis Kebijakan
Pimpinan Dalam Meningkatkan kesejahteraan Organisasi Pondok Pesantren Di Pondok
Pesantren Sulamul Huda Mlarak Ponorogo Di Siwalan
Kebijakan yang
diimplemantasikan oleh pimpinan di lemabaga pondok pesantren tersbut merupakan
sebuah trobosan yang dimaksudkan untuk men sejahterkan warga oraganisasinya.
Motif kebiajan yang diimplementasikan tersebut merupakan sesuai dengan salah satu konsep pola perilaku kepemimpinan yang ada. Dari
segi fungsi, seorang pemimpin dapat memunculkan
dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsang kesediaan bekerja
dari para pengikut dan anak buah. Pemimpin merangsang bawahan agar mereka mau
bekerja guna mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi
tujuan-tujuan pribadi.[2]
Dari implementasi kebijakan pemimpin itu dapat memberikan motivasi terhadap
tenaga pendidik dan kependidikan yang itu secara komprehensif berdampak pada
integritas budaya organisasi dari kinerja yang dilakukan. kebijakan tersebut
mempunyai nilai strategic, artinya pola manajmen yang di implementasikan di
lembaga tersebut dapat memberikan dampak positif, diantaranya dapat menumbuhkan
kesadaran sosial pada sebuah organisasi di institusi pendidikan.
Di lain sisi, ada beberapa kelemahan yang berkaitan dg kebijakan
yang diimlementasikan tersebut. Salah satunya adalah dengan adanya manajemen
tersebut, manajemen tersebut kurang begitu komprehensif, dilihat dati kebijakan
tersebut, ada kesenjangan besaran kopensasi yang diperoleh oleh guru yang telah
bersettifikasi dan belum bersertifikasi.
3.
Tawaran
Strategi Problematika Solving
Harusnya, ada kesetraan kompensasi sesuai dengan jabatan,
lama pengabdian pendidikan dengan segalaa tenaga pendidik dan kependidikan
dengan tidak adanya dikotomik antara yang sudah sertifikasi dan belum bersertifikasi.
C.
KESIMPULAN
Adanya analisis keunggulan-keunggulan lembaga pendidikan
beserta kelemahan di lembaga pendidikan tersebut, diharapkan dapat menjadi asas
asas untuk mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang ada.
Posting Komentar