BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan salah satu bidang garapan administrasi
pendidikan. Oleh kerena itu, perlu untuk di uraikan secara lebih rinci. Untuk
tidak menimbulkan salah pengertian, ada baiknya terlebih dahulu dijelaskan
konsep tentang ”sekolah” dan “masyarakat”.
Istilah
“sekolah” disini merupakan konsep yang luas, yang mencakup baik lembaga
pendidikan formal maupun lembaga pendidikan nonformal. Sedangkan isilah
“masyarakat” merupakan konsep yang mengacu kepada semua individu, kelompok,
lembaga, atau organisasi yang berada di luar sekolah sebagai lembaga
pendidikan.
Ada tiga hal
pokok, yaitu pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat, tujuan hubungan
sekolah dan masyarakat, dan jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pentingnya hubungan masyarakat dan sekolah?
2. Apa
saja jenis-jenis hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat?
3. Apa
fungsi dan tujuan dari hubungan sekolah dan masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya
hubungan Masyarakat dengan Sekolah
Hubungan
sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat
berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di
sekolah. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.[1]
Menurut
pandangan ‘filosofis’ tentang hakikat sekolah itu sendiri dan hakikat
masyarakat, diantaranya sebagai berikut:
1. Sekolah adalah bagian integral
dari masyarakat; ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat.
2. Sekolah adalah lembaga sosial
yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang
pendidikan.
3. Kemajuan sekolah dan masyarakat
saling berkorelasi; keduanya saling membutuhkan.
Menurut pandangan ‘historis’
antara lain:
1. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang sehrusnya mendidik generasi muda untuk hidup di masyarakat.
2. Sekolah haruslah merupakan
tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan sesuai dengan yang dikehendaki
masyarakat setempat.
3. Sebaliknya, masyarakat harus
membantu dan bekerja sama dengan sekolah, agar apa yang diolah dan dihasilkan
sekolah sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat.
4. Pentingnya hubungan sekolah dan
masyarakat dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isyu yang berupa
kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan
kebutuhan pembangunan. Dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan
masyarakat, beberapa masalah tersebut dapat dikurangi.[2]
B. Jenis-jenis
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
1) Hubungan edukatif,
merupakan hubungan kerjasama dalam hal mendidik, yaitu antara guru dan orang
tua di dalam keluarga. Hubungan ini di maksutkan agar tidak terjadi perbedaan
prinsip dan pertentangan yang dapat menggakibatkan keragu-raguan pada diri anak
atau murid. Cara kerjasama tersebut dapat direalisaskan dengan mengadakan
pertemuan yang direncanakan secara periodik antara guru-guru di sekolah dengan
orang tua murid.
2) Hubungan kultural,
ialah usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat yang memungkinkan adanya
saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu
berada. Untuk itu diperlukan adanya hubungan kerjasama yang fungsional antara
kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kuikulum sekolah
disesusikan dengan kebutuhan dan tuntunan perkembangan masyarakat.
3) Hubungan institusional,
yakni hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau
instansi-instansi resmi lain. Dengan adanya hubungan ini, sekolah dapat meminta
bantuan dari lembaga lain, baik berupa tenaga pengajar, pemberi ceramah, dan
pengembangan materi kurikulum, maupu bantuan yang berupa fasilitas.[3]
C. Fungsi
dan Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Ø Fungsi pokok dari keduanya adalah
menarik simpati masyarakat dan publik, sehingga dapat meningkatkan relasi serta
animo masyarakat terhadap sekolah tersebut yang mampu menambah “income” bagi
sekolah yang bermanfaat terhadap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.[4]
Ø Tujuan:
a. Meningkatkan popularitas
sekolah dimata masyarakat, sehingga prestise sekolah dapat meningkat pula.
b. Memajukan kualitas pembelajaran,
dan pertumbuhan anak.
c. Memperkokoh tujuan serta
meningkakan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
d. Menggairahkan masyarakat untuk
menjalin hubunggan dengan sekolah.[5]
Untuk
merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan oleh sekolah
antara lain dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai
program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang
dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat
gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
D. Penggolongan
Jenis-Jenis Kegiatan Humas di Sekolah
o Kegiatan
Eksternal
Kegiatan ini
selalu berhungan atau ditujukan kepada publik atau masyarakat di luar warga
sekolah, bisa dilakukan secara langsung, seperti rapat bersama, kunjugan tamu,
dan lain-lain, konsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Atau tidak langsung,
seperti; informasi lewat TV, radio, media cetak, pameran sekolah, dan
lain-lain.
o Kegiatan
Internal
Kegiatan ini
merupakan publisitas ke dalam sasarannya tidak lain adalah warga sekolah yang
bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha, dan seluruh siswa. Kegiatan
ini juga bisa dilakukan secara langsung seperti; rapat dewan guru, upacara
sekolah, rekreasi bersama, dan lain-lain. Dan yang diakukan secara tidak
lsngsung antara lain: menyampaikan informasi melalui surat edaran, papan
pengumuman di sekolah, majalah dinding dan lain-lain.
Pada prinsipnya, kegiatan
Internal bertujuan untuk:
1. Memberi penjelasan tentang
kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah, situasi dan perkembangannya.
2. Menampung
sarana dan pendapat dari warga sekolah.
3. Dapat
memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerjasama.[6]
Pada masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah
dituntut lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan hubungan kerja sama yang
lebih harmonis. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik,
rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga
akan baik dan tinggi.
Faktor pendukung kegiatan
hubungan sekolah dan masyarakat
1. Adanya
program dan perencanaan yang sistematis.
2. Tersedia
basis dokumentasi yang lengkap.
3. Tersedia
tenaga terampil, alat sarana dan dana yang memadai.
4. Kondisi
organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan ini.[7]
Hubungan yang harmonis antara
sekolah dan masyarakat akan membentuk:
1) Adanya
saling pengertian antara organisasi/ instansi dengan pihak luar.
2) Adanya kegiatan yang membantu
karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
3) Adanya kerjasama yang erat
dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya
usaha pihak yang lain.[8]
Dengan
hubungan yang harmonis tesebut diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah
dengan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara
produktif, efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang
produktif dan berkualitas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sekolah dan
masyarakat memiliki hubungan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan
memajkan masyarakat itu sendiri. Sekolah diselenggarkan untuk dapat menjaga
kelestarian nilai-nilai masyarakat, dengan harapan sekolah dapat mewariskan
nilai-nilai yang di miliki masyarakat dengan baikdan benar. Sekolah juga
berperan sebagai agen perubahan (agen of change ), dimana sekolah dapat
menggadakan perubahan nila-nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan
tuntutan masyarakat dalam kemajuan dan pembanggunan.
Hubungan
sekolah dan masyarakat dilakukan untuk menjebatani kebutuhan yang dibutuhkan
oleh sekolah dan masyarakat itu sendiri. Sekolah melakukan komunikasi dengan
masyarakat agar memahami kebutuhan pendidikan dan pembangunan masyarakat.
Hubungan
sekolah dan masyarakat dapat dikatakan sebagai usaha kooperatif untuk menjaga
dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling
pengertian antara sekolah, personil sekolah dan anggota msyarakat.
[1] Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), 50
[2] Ngalim
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT
Remaja Rosdakaya, 1993), 188-189
[3] Ibid.,
194-196
[4] Ary
H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), 187-188
[5] Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah, 50
[6] Suryosubroto, Manajemen
Pendidikan di Sekolah (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004), 163-169
[7] Ibid.,169
[8] Ibid.,
157
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus