PENGERTIAN PSIKOLOGI
Dalam kehidupan
sehari-hari kata psikologi seringkah digunakan. Apa arti kata psikologi
sebenarnya? Secara harfiah psikologi berasal dari dua kata Yunani yaitu psyché yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu, nalar, atau logika. Karena inilah psikologi sering
diartikan atau diterjemahkan sebagai ilmu jiwa. Namun sebagian ahli kurang
sependapat dengan hal ini. Cerungan (1966) berpendapat bahwa ilmu jiwa belum
tentu psikologi, sedangkan psikologi pasti ilmu jiwa.
Berbagai definisi mengenai psikologi
diantaranya adalah menurut:
Woodworth dan Marquis : psikologi adalah ilmu yang mempelajari
aktivitas- aktivitas individu, baik itu berupa aktivitas motorik, kognitif,
maupun emosional.
Branca : psikologi adalah ilmu tentang perilaku.
Morgan : psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia dan
hewan, namun penerapan ilmu itu pada manusia.
Sartain : psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia.
Sarwono : psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku yang
meliputi tingkah laku nyata dan ekstensi atau perpanjangan dari tingkah laku
nyata tersebut.
I Feldman : psikologi adalah kajian ilmiah
mengenai tingkah laku dan proses mental. Hal ini tidak saja meliputi apa yang
dilakukan seseorang namun juga termasuk fikirannya, perasaan, persepsi, proses
penalaran, memori, bahkan aktifi ta s-aktifi tas biologis yang menopang tubuhnya berfungsi
SEKILAS SEJARAH PSIKOLOGI
Sedangkan yang disebut sebagai masa psikologi empiris adalah masa di saat psikologi telah memisahkan diri dari filsafat menjadi bidang kajian tersendiri yang berdasarkan pada pengalaman-pengalaman serta metode ilmiah. Hadirnya psikologi menjadi ilmu yang mandiri ditandai dengan didirikannya laboratorium psikologi yang pertama oleh Wilhelm Wundt di Leipzig Jerman pada tahun 1879. Karena hal inilah Wundt sering disebut sebagai Bapak Pendiri Psikologi Mulailah para sarjana menyelidiki gejala-gejala kejiwaan secara lebih sistematis dan obyektif. Metode-metode baru ditemukan untuk memberikan pembuktian-pembuktian nyata bagi ilmu psikologi sehingga lambat laun dapat memunculkan teori-teori psikologi yang beragam.
CABANG-CABANG PSIKOLOGI
- Psikologi FNsrkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa prenatal masa bayi sampai Lanjut usia. Psikologi perkembangan mempelajari bagaimana manusia tumbuh dan berkembang seiak masa konsepsi sampai nvasa tua mulai dari perubahan fisik, kognitif, sosial dan emosi yang mencakup perkembangan pada:
- F^ikotagi Sosial yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
- Psikologi lintas Budaya, yaitu psikologi yang khusus menyelidiki kesamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikis dalam kultur dan kelompok etnik yang beracun,
- Psikologi Perempuan, yaitu cabang psikologi yang khusus berkonsentrasi pada faktor-faktor psikis yang berhubungan dengan perkembangan dan perilaku perempuan.
- Psikologi Pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan- kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran diterima dengan mudah, bagaimana cara belajar dan sebagainva.
- Mikologi Sekolah adalah cabang psikologi yang khusus menangani anak- anak SD, SMP, dan SMA yang mengalami masalah akademik dan emosional serta mencari solusi bagi masalah-masalah sejenis itu.
- Psikologi Kepribadian, yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang pribadi manusia, beserta tipe-tipe kepribadian manusia. Psikologi kepribadian berusaha menjelaskan baik konsistensi maupun perubahan perilaku seseorang. Contohnva bagaimana trmt yang berbeda pada setiap individu akan membedakan perilakunya dengan perilaku cvang lain dalam menghadapi situasi vang sama.
- F^ikoJogi Abnormal yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak normal (abnormal).
- i^akeiogi Klinis adalah cabang psikologi yang meneliti mendiagnosa, dan menangani perilaku abnormal.
- Psikologi Kesehatan adalah cabang psikologi yang mengeksplorasi hubungan antara faktor-faktor psikologis dengan penyakit fisik.
- Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
- Psikologi Industri dan Organisasi, yaitu psikologi yang khusus mempelajari tingkah laku individu dengan setting pekerjaan dan organisasi.
- Psikologi Konsumen, yaitu psikologi yang khusus menganalisa kebiasaan berbelanja atau tindakan konsumtif serta dam[pak iklan terhadap perilaku berbelanja.
- Biopsikologi, yaitu psikologi yang khusus mengkaji dasar bilogis dalam perilaku, khususnya pada sistem kerja otak dan saraf manusia.
- Psikologi Eksperimen, yaitu psikologi yang khusus meneliti proses sensasi, persepsi, serta belajar dan berpikir tentang dunia ini.
- Psikologi Kognitif, yaitu psikologi yang khusus mengkaji higher mental process yaitu berpikir, bahasa, memori, memecahkan masalah, mengetahui, menalar, dan bagaimana cara mengambil keputusan.
1. Perspektif biologis
berfokus pada cara berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh
mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang. Impuls-impuls elektrik bergerak di
sepanjang rangkaian sistem saraf yang rumit. Rangkaian hormon yang terkandung
di sepanjang aliran darah memberi tahu organ internal untuk memperlambat atau
mcmpcrccpat kerjanya. Zat kimiawi mengalir melintasi ruang-ruang kecil yang
memisahkan sel otak yang satu dengan sel otak lainnya. Para psikolog yang
menerapkan perspektif biologis mempelajari cara berbagai peristiwa fisik ini
berinteraksi dengan peristiwa di lingkungan eksternal sehingga menghasilkan
persepsi, ingatan, dan perilaku.
Para ilmuwan
dengan perspektif ini mempelajari bagaimana biologi mempengaruhi proses belajar
dan prestasi, persepsi tentang realitas, pengalaman emosi,
dan kerentanan gangguan emosional. Ilmuwan-ilmuwan ini mempelajari cara pikiran
dan tubuh saling berinteraksi satu sama lain dalam menimbulkan kondisi sakit
dan sehat. Mereka menelaah kontribusi gen dan sejumlah faktor biologis lainnya
dalam mempengaruhi perkembangan kemampuan dan sifat kepribadian. Dalam
perspektif ini. muncul psikologi evolusi sebagai sebuah spesialisasi baru dan
populer. Psikologi evolusi, yang mengikuti tradisi fungsionalisme, berfokus
pada cara perilaku—yang dipengaruhi oleh faktor genetis dan yang bersifat
fungsional atau adaptif selama proses evolusi di masa lampau —dapat tercermin
dalam berbagai perilaku, proses mental, dan sifat kita di masa sekarang (lihat
Bab 3). Pesan yang hendak disampaikan oleh pendekatan biologis ini adalah bahwa
kita tidak bisa memahami diri kita sepenuhnya jika kita tidak mengetahui tubuh
kita.
2. Perspektif belajar
menelaah cara lingkungan dan pengalaman mempengaruhi tindakan
seseorang atau organisasi kDin.
Dalam perspektif ini. para penganut aliran behaviorisme (behaviorist) menaruh
perhatian pada peranan penghargaan (reward)maupun hukuman (punishment) dalam
mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu. Para
penganut aliran behaviorisme ini tidak melibatkan pikiran atau kondisi mental
untuk menjelaskan perilaku. Mereka memilih berpegang teguh pada hal yang dapat
diobservasi dan diukur secara langsung, yakni berbagai tindakan dan peristiwa
yang muncul dalam lingkungan tertentu. Sebagai contoh, apakah Anda memiliki kesulitan
menaati jadwal? Seorang penganut aliran behaviorisme akan menganalisis gangguan
lingkungan yang dianggap dapat membantu menjelaskan masalah umum ini.
Behaviorisme merupakan aliran psikologi ilmiah yang dominan di Amerika Utara
selama hampir setengah abad, pada dekade 1%0-an.
Di sisi lain.
pengikut teori perspektif belajar sosial-kognitif berusaha
menggabungkan berbagai unsur dari behaviorisme dengan berbagai penelitian
mengenai pikiran, nilai, ekspektasi, dan niat. Mereka yakin bahwa proses
belajar seseorang tidak
hanya dicapai melalui proses mengadaptasi perilaku
agar sesuai dengan lingkungan, namun juga melalui proses peniruan perilaku
orang lain dan dengan memikirkan berbagai peristiwa yang berlangsung di sekitar
mereka. Sebagaimana yang akan kita lihat pada bab-bab lain, perspektif belajar
memiliki banyak aplikasi praktis. Secara historis, desakan dari para penganut
aliran behaviorisme mengenai pentingnya ketepatan dan objektivitas telah
berperan besar bagi kemajuan psikologi sebagai ilmu. Di samping itu, berbagai
penelitian mengenai proses belajar, secara umum juga telah menghasilkan
berbagai temuan yang sangat terpercaya.
3. Perspektif kognitif
menekankan hal yang berlangsung di pikiran seseofang-bagaimana seseorang berpikir, mengingat,
memahami bahasa, memecahkan masalah, menjelaskan berbagai pengalaman,
memperoleh sejumlah standar moral, dan membentuk keyakinan (kata kognitif berasal
dari bahasa Latin yang berarti"mengetahui* atau "untuk
diketahui"). "Revolusi kognitif* dalam psikologi selama tahun 1970-an
telah membawa perspektif ini ke garis depan.
Salah satu
kontribusi terpenting yang telah disumbangkan perspektif ini adalah
memperlihatkan bagaimana pikiran dan penjelasan yang seseorang kemukakan
mempengaruhi berbagai tindakan, perasaan, dan pilihan mereka. Melalui berbagai
meiode yang cerdas untuk menyimpulkan proses mental berdasarkan perilaku yang
terobservasi, kini para peneliti kognitif mampu mempelajari fenomena yang dulu
pemati menjadi bahan spekulasi, seperti emosi, motivasi, dan wawasan (insight). Mereka
merancang berbagai program komputer yang memperagakan cara manusia
menyelesaikan tugas-tugas kompleks, menemukan apa yang berlangsung dalam
pikiran seorang bayi. dan mengidentifikasikan tipe-tipe inteligensi yang tidak
terukur oleh tes IQ konvensional. Kini pendekatan kognitif merupakan salah satu
perspektif yang paling kuat dalam psikologi. Pendekatan kognitif juga telah
memberikan inspirasi bagi perkembangan penelitian secara besar-besaran tentang
cara kerja pikiran yang sangat rumit dan kompleks.
4. Perspektif sosiokultural
berfokus pada kekuatan sosial dan budaya sebagai kekuatan yang
bekerja di luar individu. Kekuatan
sosial dan budaya inilah yang membentuk setiap aspek perilaku manusia, mulai
dari cara kita mencium sampai apa yang kita makan dan di mana kita makan.
Banyak dari kita meremehkan pengaruh orang lain. konteks sosial, dan peraturan
budaya pada hampir seluruh perilaku kita. Kita ibarat ikan yang tidak sadar
bahwa kita hidup di air. meskipun demikian jelasnya pengaruh air dalam
kehidupan kita. Para psikolog dari perspektif ini mempelajari air—yakni
lingkungan sosial dan budaya tempat manusia •'berenang* setiap harinya.
Melalui perspektif
ini. para psikolog sosial mengarahkan penelitiannya pada peraturan, peran sosial,
cara seseorang menaati otoritas, cara kita dipengaruhi oleh orang lain —seperti
pasangan, kekasih, teman, atasan, orang tua. dan orang asing. Psikolog budaya
menelaah cara peraturan dan nilai budaya—baik yang eksplisit maupun implisit—
mempengaruhi perkembangan perilaku dan perasaan seseorang. Mereka mempelajari
cara budaya mempengaruhi kesediaan
seseorang untuk menolong orang asing yang sedang mengalami kesulitan, atau cara
budaya mempengaruhi apa yang dilakukan seseorang ketika sedang berada dalam
keadaan marah. Karena manusia pada hakikatnya adalah hewan sosial yang sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan yang berbeda- beda. perspektif sosiokultural telah
membuat psikologi menjadi disiplin ilmu yang lebih representatif dan tepat.
5. Perspektif psikodinamika
menguraikan dinamika ketidaksadaran seseorang, seperti dorongan
dalam diri. konflik, dan energi Insting. Perspektif ini berasal dari teoripsikoanalisis Freud, namun kini dilengkapi tambahan dari
teori-teori psikodinamika lainnya. Para psikolog psikodinamika mencoba menggali
hingga dasar permukaan perilaku seseorang untuk menemukan sumber-sumber yang
tidak disadari. Mereka menganggap diri mereka arkeolog pikiran.
Jika diibaratkan
sebagai tangan, perspektif psikodinamika adalah jempol, yang terkait dengan
jari-jari lainnya, namun juga terpisah, karena secara radikal berbeda dari
pendekatan-pendekatan lain, baik dalam bahasa yang digunakan, metode, maupun
standar penentuan keabsaluui ilmiahnya. Meskipun beberapa ilmuwan psikologi
melakukan studi empiris terhadap konsep-konsep psikodinamika, banyak ilmuwan
lainnya berpendapat bahwa pendekatan psikodinamika seharusnya digolongkan ke
dalam filsafat atau sastra, dan
bukan ke dalam psikologi akademik. Agaknya Anda tidak akan banyak menjumpai
psikoanalisis dalam sebagian besar jurnal ilmiah psikologi (Robins. Gosling dan
Craik. 1999). Meskipun demikian, di luar psikologi empiris, banyak psikoterapi,
novelis, maupun orang awam yang tertarik pada pendekatan psikodinamika, yang
berfokus pada masalah-masalah psikologis besar seperti hubungan antara dua
jenis kelamin, kekuatan seksualitas, dan ketakutan universal terhadap kemalian.
Selanjutnya, dalam buku ini kita
akan membahas banyak hal yang kontroversial sccara terus terang mengenai
berbagai masalah psikodinamika.
Ada tiga buah
teori revolusi
psikologi yang mempengaruhi pemikiran pernologis modern. Pertama, revolusi
psikoanalisis, yang mempelajari manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri
dan konflik-konflik. Freud dalam psikoanalisisnya menitikberakan bahwa tingkah
laku manusia dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan tak sadar dan irasional.
Kedua, revolusi behaviorisme yang mencirikan manusia sebagai
korban yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan.
Behaviorisme menekankan kesamaan manusia dengan hewan.
Kemudian, muncul
teori yang ketiga, yaitu psikologi humanistik adalah sebuah
gerakan yang muncul dengan menampilkan gambaran manusia yang berbeda dari
psikoanalisis maupun behaviorisme, yakni gambaran manusia sebagai makhluk yang
bebas dan bermartabat yang selalu bergerak untuk mengungkap eksistensinya
dengan segala potensinya.
PSIKOLOGI HUMANISTIK
Abraham Maslow
adalah salah satu pencetus teori psikologi humanistik. Teori ini muncul sekitar
1950-an. Teori ini mengkaji manusia dari diri pribadinya, aktualisasinya,
kesehatannya, harapannya, kreativitasnya, potensinya, individulitasnya, ego,
dan keinginannya. Psikologi humanistik sendiri berpijak pada filsafat
eksistensialisme sebuah aliran filsafat yang mempermasalahkan manusia sebagai
invidu, sebagai problema yang unik dengan keberadaannya. Tokoh-tokoh filsafat
eksistensialisme di antaranya, Soren Kierkegaard, Albert Camus, dan Nietzsche.
Teori Psikologi
humanistik yang dikembangkan oleh James Bugental menyimpulkan bahwa psikologi
humanistik mencermati manusia dari dimensi tempat dia tinggal. Lingkungan akan
mempengaruhinya secara manusiawi. Bagaimanapun psikologis humanistik ini
berpijak pada filsafat eksistensialis, jadi pendekatan ilmu yang diterapkan
pada teori ini adalah kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya.
Ada lima dalil yang
diungkapkan James Bugental dalam mempelajari psikologi humanistik:
1. Keberadaan manusia tidak dapat direduksi
ke dalam komponen-komponen.
2. Manusia memiliki keunikan tersendiri.
3. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya
dan mengadakan hubungan dengan orang lain.
4. Manusia memiliki pilihan dan bertanggung
jawab atas pilihannya.
5. Manusia memiliki kesadaran untuk mencari
makna, nilai, dan kreativitas.
Sedangkan, menurut
Abraham Moslow, dasar ajaran psikologi humanistik adalah:
1. individu sebagai keseluran intergral
2. ketidakrelevanan penyedikan pribadi
manusia disamakan dengan hewan
3. pembawaan baik manusia
4. potensi kreatif manusia
5. penekanan pada kesehatan psikologis
Dalam teori
psikologis humanistik, Snygges dan Combs, ahli fenomenologi, menyimpulkan bahwa
realitas bukanlah sesuatu yang melekat pada suatu kejadian, melainkan persepsi
manusia terhadap suatu kejadian.
Manfaat ilmu
psikologi humanistik banyak digunakan dalam bimbingan konseling dan terapi.
Yaitu, berupa bimbingan agar manusia bisa memahami dirinya, lingkungan dan
potensi yang ada dalam dirinya.
Gerakan penting
lainnya, yang muneul di
awal tahun 1970-an, adalah PSIKOLOGI FEMINIS. Seiring dengan
meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia psikologi, mereka mulai
mendokumentasikan berbagai fakta yang memperlihatkan sejumlah bias dalam metode
penelitian yang digunakan. Para feminis
ini juga mempertanyakan berbagai bentuk masalah penelitian yang dilontarkan
oleh para ilmuwan (Bem. 1993: Crawford & Marecek. 1989). Mereka mencatat
bahwa banyak penelitian yang dilakukan hanya melibatkan pria sebagai subjek dan
umumnya hanya terbatas pada pria muda. berkulit putih, yang berasal dari kelas
sosial menengah. Mereka memperlihatkan mengapa penelitian-penelitian yang
terbatas itu tidak dapat digeneralisasikan ke semua orang. Para feminis memacu
pertumbuhan penelitian pada topik topik yang telah lama diabaikan dalam
psikologi, termasuk menstruasi, keibuan, dinamika kekuasaan dan seksualitas
dalam hubungan, definisi maskulinitas dan feminitas, peran peran gender, dan
sikap terhadap seksualitas. Mereka secara kritis menilai bias pria dalam
psikoterapi, berawal dengan studi kasus terhadap diri Freud sendiri. Mereka juga
menganalisis konsekuensi sosial dari temuan-temuan psikologis, memperlihatkan
cara penelitian kerap digunakan untuk melakukan pembenaran terhadap lebih
rendahnya status wanita maupun status kelompok- kelompok lain yang tidak
beruntung.
Selain cabang-cabang
psikologi di atas muncul pula cabang psikologi yang lain seperti Psikologi
Evolusioner, Neuro Psikologi Klinis, Psikologi Lingkungan, Psikologi Forensik,
serta Psikologi Olahraga dan Latihan Dan tidak menutup kemungkinan akan lahir
cabang-cabang psikologi lainnya sesuai tuntutan zaman
Terimakasih penjelasan2nya, sehingga tugas saya menjadi lebih ringan dalam pengerjaannya.
BalasHapusPsycologi indigo ada tidak
BalasHapusterimKasih sangat membantu sekali
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fbabeyudi.wordpress.com
sangat bermanfaat untuk tugas saya
BalasHapussangat bermmfaat :)
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fyantox_ska.wordpress.com